Teknologi dan Kebudayaan

  1. Pendahuluan

Ada beberapa ciri-ciri manusia Indonesia yang dikemukakan menurut beberapa sumber, seperti Ciri-ciri Manusia Jawa, Ciri-ciri Manusia Modern Menurut Pakar-Pakar Eropa, Ciri-ciri Manusia Masa Kini Menurut Mochtar Lubis dan Ciri-Ciri Manusia Indonesia Menurut Koentjaranigrat (yang mana terbagi dalam beberapa hubungan). Sebagai contoh, ciri-ciri manusia Indonesia dalam pidato kebudayaan yang diutarakan oleh Mochtar Lubis pada 6 April 1977 di Taman Ismail Marzuki, ada 6 ciri Manusia Indonesia seperti hipokritis dan munafik, enggan bertanggung Jawab atas perbuatannya, jiwa feodal yang tinggi, percaya pada tahayul, artistik dan watak yang lemah. Selain itu ada menurut beberapa pakar Eropa tentang ciri-ciri manusia Indonesia seperti alam di Indonesia begitu indah dan subur sehingga mendukung segala kebutuhan manusia yang ada di sekitarya. Menurut Koentjaraningkrat, hubungan manusia dengan alam yang mana mentalitas petani yang tidak tunduk pada alam tetapi merasa tidak mampu untuk menguasainya, maka dari itu perlunya hidup selaras dengan alam dan juga bermental priyayi dalam hubungan alam dan nasib, cenderung kebatinan.

Dalam sebuah peradaban manusia, tidak terlepas dari kebudayaan dan teknologi di dalamnya, teknologi yang merupakan turunan dari hasil ilmu pengetahuan manusia dan kebudayaan yang muncul dari pola hidup masyarakat pada zamannya. Menurut ahli sejarah dan ekonomi asal Inggris, Arnold J Toynbee teknologi merupakan sebuah manifestasi dari kecerdasan berpikir manusia. Dan menurut Y.B Mangunwijaya teknologi yang menghimbau ialah teknologi yang mampu dengan lekas menguasai persoalan-persoalan mendesak sehari-hari yang sangatlah biasa seperti; air minum, penerangan, tekstil, bahan-bahan dan kontruksi perumahan, jalan komunikasi dan sebagainya (Mangunwijaya 1987). Teknologi mempunyai pengarauh yang sangat penting dalam perekonomian global, Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor terpenting dalam negara-negara maju yang mempunyai dasar industri yang kuat (Djojohadikusumo 1975).

Persoalan yang akan dibahas dalam paper ini adalah membahas ciri-ciri manusia Indonesia yang disebutkan sebelumnya, cocok untuk mengembangkan ilmu dan teknologi. Dalam bagian pembahsan penulis menggunakan beberapa pendekatan teori yang diselingi dengan analisis dan asumsi penulis.

  1. Pembahasan

Dalam pembahasan kali ini, penulis menggunakan pendekatan 3 golongan dan jenis teknologi menurut Sumitro Djojohadikusumo, seorang mantan Menristek di kabinet pembangunan jilid 2. yaitu Teknologi Adaptif, Teknologi Maju dan Teknologi. Seperti yang telah diuraikan pada pendahuluan, manusia Indonesia memiliki ciri alam yang begitu indah, sehingga untuk pangan, sandang dan papan, manusia Indonesia hanya perlu memanfaatkan dari alam sekitarnya saja. Hal tersebut merupakan keuntungan manusia yang tinggal di wilayah Nusantara ini, negara tropis yang memiliki 2 musim, dan dilewati oleh garis khatulistiwa, yang mana sangat cocok untuk manusia Indonesia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Mangunwijaya, teknologi ialah berkaitan dengan persoalan mendesak sehari-hari seperti kebutuhan hidup manusia. Dalam hal ini diperlukan 3 sifat pengembangan jenis teknologi, antara lain :

  1. Teknologi Adaptif yang mana bersumber pada pengembangan yang sesuai dengan pertimbangan pola masyarakat dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat kita di Indonesia.
  2. Teknologi Maju, yang mengakar pada pembangunan kita hanya digarap dengan teknologi maju.
  3. Teknologi Protektif, yang mana kepetingan kelestarian ekologi dan lingkungan sekitar perlu kita jaga bagi masa depan. Teknologi yang mememulihkan kesuburan merupakan salah satu unsur pokok dalam pengembangan teknologi protektif, agar kekayaan alam terus menerus mengandung manfaaat bagi kepentingan masyarakat selanjutnya.

Teknologi menurut Koentjaraningrat dibedakan menjadi teknologi in abstracto teknologi yang terpaut pada ide selaku konsep dan teori dan teknologi in concreto : yang faktual dan historis tidak lain dari teknologi pengejawantahan mental dan kebudayaan barat (Mangunwijaya 1987). Kenyataannya hingga hari ini kita menganut pengertian teknologi in concreto, teknologi yang dipindai dan di adaptasi oleh kita dan menghasilkan sesuatu yang belum tentuk adaptif dengan kondisi manusia dan lingkungan kita.

 

  1. Penutup dan Saran

Pengembangan teknologi in abstracto masih menjadi gagasan yang ideal untuk dilakukan di Indonesia. Hal tersebut mungkin bisa diwujudkan dengan mengadopsi dan mengadaptasi ilmu pengetahuan manusia pramodern Indonesia yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia, yang lebih mementingkan pengetahuan spiritual dibanding pengetahuan duniawi (Sumardjo 2014) karena pengembangan teknologi sangat tergantung pada penelitian dan ilmu pengetahuan (Djojohadikusumo 1975), Semua itu di dasari oleh sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang sesuai dengan latar sosial dan budaya dari masyarakat itu sendiri. Asumsi penulis adalah mungkin proses pengetahuan yang sesuai dan dapat menghasilkan teknologi yang berlandaskan ide dan konsep yang sesuai dengan masyarakat Indonesi adalah proses ngelmu yang dilakukan masyarakat pramodern Indonesia, Asumsi tersebut didasari oleh, pada tahap awal manusia menerima kesadaran faktual, kesadaran ini menimbulkan kesadaran rasional dan penghayatan dalam bekerja. Kualitas kesadaran tersebut merupakan tafsir (Sumardjo 2014).

Bahwa perkembangan ilmu pengetahuan selalu mengenal jalan-jalan alternatif yang terbuka bagi penemuan ilmu (Albrecht 1975). Mungkin bentuk proses yang dilakukan masyarakat pramodern Indonesia merupakan bentuk alternatif dari penemuan ilmu khususnya teknologi yang sesuai dengan ide yang ideal untuk masyarakat Indonesia. (Albrecht 1975).

 

Daftar Pustaka

Albrecht, Ulrich. Teknologi dan Bentuk Masyarakat. Vol. 1, in Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, by Yayasan obor Indonesia. Jakarta: PT Dharma Karya Utama, 1975.

Djojohadikusumo, Sumitro. "Teknologi Dan Penataan Ekonomi Internasional." In Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, by Yayasan Obor Indonesia, edited by Y.B Mangunwijaya. Jakarta: PT Dharma Karsa Utama, 1975.

Mangunwijaya, Y.B. In Teknologi dan Dampak Kebudayaannya, by Yayasan Obor Indonesia, edited by Y.B Mangunwijaya. Jakarta: PT Dharma Karsa utama, 1987.

Sumardjo, Jakob. Estetika Paradoks. Bandung: Kelir, 2014.